Kamis, 25 Desember 2014

Sejarah Natal Versi Kristen



Sejarah Natal Versi Kristen
Dalam bahasa Inggris, kata Christmas (Hari Natal) dipastikan berasal dari kata Cristes maesse, frasa dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kadang-kadang kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Christos). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Tradisi Natal diawali oleh Gereja Kristen terdahulu untuk memperingati kegembiraan akan kehadiran Juru Selamat "Mesias" di dunia.
Kisah Natal berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Santo Lukas, seorang malaikat memunculkan diri kepada para gembala di luar kota Betlehem dan memberitahukan mereka tentang kelahiran Yesus. Santo Matius juga menceritakan bagaimana orang-orang bijak, yang disebut para Majus, mengikuti bintang terang yang menunjukkan kepada mereka di mana Yesus berada.
Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi Kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 3000-an Mesehi, Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
Di tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa, di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa reformasi, suatu gerakan keagamaan pada tahun 1500-an. Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen Protestan mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah. Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak itu, Natal dilarang di Inggris dan banyak koloni Inggris di Amerika. Namun, masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian kembali kepada kebiasaan semula.
Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman. Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Sinterklas sendiri berasal dari Holland. Diantara keyakinan orang-orang Nasrani adalah bahwa ia sebenarnya adalah seorang uskup gereja katolik yang pada usia 18 tahun sudah diangkat sebagai pastor. Ia memiliki sikap belas kasihan, membela umat dan fakir miskin. Sinterklas yang ada sekarang dalam hal pakaian maupun postur tubuhnya, dengan mengenakan topi tidur, baju berwarna merah tanpa jubah dan bertubuh gendut serta selalu tertawa adalah berasal dari Amerika yang berbeda dengan aslinya. Sejak tahun 1900-an, perayaan Natal menjadi semakin penting untuk berbagai bisnis. Sekali lagi perayaan Natal sampai sekarang lebih dahsyat hanya untuk kepentingan bisnis para pengusaha daripada ritual keagamaan.
Menariknya ‘bualan sejarah’ Natal ini ditolak dan dibongkar kebohongannya oleh pemimpin tertinggi Umat Kristen sendiri. Sebagaimana dikutip oleh Irene Handoko, seorang pakar kristologi pendiri Irene Center, bahwa Paus Benedictus XVI dalam bukunya, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012) membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus, antara lain:
1.      Kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
2.      Materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.
3.      Paus Benediktus XVI juga mempermasalahkan tempat kelahiran Yesus, menurutnya Yesus bukan lahir di Nazareth sebagaimana yang diyakini secara umum.
Bahkan Irene menambahkan bahwa hampir semua sumber Kristen menyatakan bahwa Natal bukan berasal dari Kristen tapi dari budaya penyembah berhala. Sumber Kristen tersebut di antaranya; Catholic Encyclopedia edisi 1911, Encyclopedia Americana edisi 1944, Encyclopedia Britannica edisi 1946, dan New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge. Menurut sumber terakhir ini Christmas adalah adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Kristen … Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tatacaranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia menuding Kristen Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.
Yang lebih fatal ternyata kitab suci mereka Bibel juga menentang Natal dan mengutuk pohon Natal. Padahal tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Pohon Natal sudah ada sejak zaman sebelum Yesus. Dalam beberapa kitab sejarah disebutkan bahwa Raja Namrud dilanggengkan oleh ibunya Semiramis dalam wujud pohon Evergreen (Cemara). H.W. Armstrong (1994) sebagaimana dikutip oleh Dzulkifli dari buku The Plain Truth about Christmas, Worldwide Church of God, menjelaskan, “Nimrod cucu Ham, anak Nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “marad” yang artinya: “Dia membangkang atau murtad, antara lain disebabkan oleh keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”. Namun usia Nimrod tidak sepanjang usia ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Nimrod meninggal, Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati. Maka untuk memperingati kelahirannya, dinyatakanlah bahwa Nimrod selalu hadir di Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Nimrod dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal.  
Karena itu Tuhan berkata dalam kitab Yeremia 10: 2-5 (bagian dari Perjanjian Lama): “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab ia tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun ia tidak dapat.”

 Kitab Bibel menentang pemberhalaan pohon kayu, tapi mengapa umat Kristen tetap saja membuat pohon Natal. Mengapa mereka hingga saat ini tetap melestarikan perayaan Natal dengan pembuatan pohon Natal yang dihiasi dengan aneka hiasan? Jawabannya karena Natal adalah perayaan penyembah berhala yang ‘dibaptis’ oleh Gereja.

1 komentar:

  1. http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/minuman-paling-membosankan-jadi-rahasia.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/ledakan-kembang-api-malam-natal-lukai.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/aktivis-telanjang-dada-rebut-patung.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2a
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    BalasHapus