Para pendeta Kristen dan mayoritas umat Kristen telah
melakukan kebohongan dan penyelewengan literatur dalam kitab suci mereka bahwa
Isa lahir pada tanggal 25 Desember di musim dingin. Padahal dalam Injil Lucas
menjelaskan bahwa Nabi Isa as lahir pada masa musim gugur, yakni sekitar bulan Maret. Umat Islam juga memprediksi Nabi Isa As lahir pada musim gugur
berdasarkan Al-Qur’an surat Maryam ayat 22-26. Yaitu bahwa kelahiran Nabi Isa
as adalah bukan 25 Desember, melainkan pada musim gugur kurma. Indikatornya
karena Maryam mengambil kurma-kurma yang berjatuhan untuk makanannya akibat goyangan pohonnya. Allah berfirman:
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ
قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا.فَنَادَاهَا
مِنْ تَحْتِهَا أَلا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا. وَهُزِّي
إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا .
Maka rasa sakit akan melahirkan anak
memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai,
Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak
berarti, lagi dilupakan. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:
"Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu. dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya
pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (QS. Maryam: 23-25)
Jadi bisa diyakinkan dengan bukti-bukti tersebut Isa As sesungguhnya bukan lahir tanggal 25 Desember musim dingin, tapi la lahir di musim gugur. Isa As lahir di kebun kurma yang buahnya sudah masak bukan di kandang hewan yang hina seperti penjelasan para pendeta Kristen dan Bibel (baca: Injil palsu). Akan tetapi fakta tersebut diabaikan
oleh pihak Gereja. Paulus Liberus di Roma, ibukota Kerajaan Romawi Timur
(Kostantinopel) pada abad ke-4 Masehi mengubah literatur Injil dengan
menyebutkan Yesus lahir pada 25 Desember. Hal itu dimaksudkan untuk menyatukan
umat Kristen Katolik dengan rakyat Romawi dalam perayaan Natal. Atau agar supaya
agama Kristen Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi maka diadakan
Sinkretisme. Yaitu perpaduan agama dan budaya penyembahan berhala dengan
cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan
kelahiran Son of God (Anak Tuhan, Yesus). Jadi perayaan Natal itu
merupakan budaya dari umat Katolik Roma pada masa Kaisar Konstantinopel. Kaisar
Konstantin melakukan persembahan dan perayaan untuk menyembah dewa matahari
pada musim gugur, kemudian diikuti oleh rakyat yang akhirnya dikenal dengan
Natal.
Mengapa baru abad ke-4 Masehi ada perayaan Natal? Karena abad ke-l sampai abad
ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme. Ketika
Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak
mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk
memperingati hari Sunday (sun = matahari; day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember. Maka
pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Ia juga memutuskan:
- Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
- Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen.
- Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar