Guru
profesional itu suka menulis
Sudahkah kita menjadi guru profesional? Sudahkah
kita menjadi guru profesional yang suka menulis? Menjawab pertanyaan pertama
agak mudah, tapi untuk pertanyaan kedua harus dipikirkan dan dibuktikan dengan
karya nyata.
Memang sangat menyenangkan lagi membanggakan menjadi
guru. Karena dapat meneruskan perjuangan para ulama. Sementara ulama adalah
para pewaris nabi. Disamping telah menjadi profesi yang terhormat di tengah masyarakat,
menjadi guru juga merupakan bentuk ketaatan beribadah kepada Allah yang
mendatangkan keberkahan. Hal ini karena guru melaksanakan pengabdian ilmu yang
bermanfaat (mendapatkan pahala amal
jariah) dan menjalankan amanah
untuk mendidik siswa agar memiliki karakter lebih baik dan kemampuan akademis
optimal. Guru harus menjadi pribadi teladan bagi siswa dan masyarakat.
Di setiap hari guru selalu menjalankan rutinitas
kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Guru harus mempersiapkan RPP, bahan ajar,
metode yang menyenangkan dan menantang, media pembelajaran yang tidak
membosankan, dan alat evaluasi yang terukur. Bahkan beberapa guru juga telah
menulis materi bahan ajar dalam sebuah buku, lembar kerja siswa, handout, dan modul untuk mempermudah
proses pembelajaran agar lebih efektif, interaktif, dan menantang. Hanya saja, lagi-lagi permasalahan
yang selalu ada dalam pikiran para guru adalah sudahkah menjadi guru
profesional yang suka menulis?
Profesionalitas guru berarti guru harus kompeten atau menguasai
bidang pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Yaitu menguasai materi
pelajaran secara luas dan mendalam
sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan yang akan diajarkan kepada
anak didik. Menguasai konsep dan metode pembelajaran, serta penggunaan teknologi
dan media pembelajaran. Membuat instrumen evaluasi dan melakukan penilaian
untuk memperoleh informasi hasil belajar dan ketercapaian kompetensi. Lalu guru
harus mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif dan berkelanjutan.
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi akan
selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar ideal. Profesionalitas
yang tinggi pada guru akan ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu
meningkatkan kemampuan diri dan memelihara citra profesinya melalui perwujudan
prilaku yang profesional. Perwujudan tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran
yang berkualitas di sekolah, berakhlak mulia pada anak didik, teman sejawat,
dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan berkomunikasi, baik
secara lisan maupun tulisan.
Menjadi guru profesional seperti di atas sangat
mudah bagi guru-guru yang sudah mengikuti pelatihan guru profesional dan telah
memiliki pengalaman mengajar yang lama. Akan tetapi menjadi guru profesional
yang tidak hanya menulis RPP dan bahan ajar, tapi suka menulis karya tulis
pasti tidaklah mudah. Apalagi menulis karya yang bisa diterima oleh media massa
(koran dan majalah) dan menang di
kejuaraan penelitian dan karya ilmiah. Pasti itu lebih sulit. Benarkah? Bagi guru yang tidak
suka menulis pasti menjawab, “ Benar, menulis itu sangat sulit. Dari mana saya
harus memulai?” Tetapi bagi guru yang terbiasa menulis akan mengatakan
sebaliknya, “Ini tidak benar, menulis itu gampang
bin mudah, kok. Apalagi menulis di blog
pribadi. Bebas. Just do it.”
Menjadi guru profesional yang suka menulis memang gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena disamping mengajar, guru
terbiasa membaca buku referensi dan menulis di papan tulis. Dikatakan susah
karena guru belum terbiasa menulis untuk media massa dengan alasan kesulitan
mengatur waktu. Menurut saya, alasan terakhir ini sangat dibuat-buat. Kesulitan
terjadi karena prilaku tidak pernah mau memulai untuk menulis. Jika guru mau
memulai menulis artikel, opini, cerpen atau apapun, meskipun tidak bagus, maka hal
ini tidak masalah. Tampung aja di blog pribadi
jika tidak diterima di media cetak!
Yakin saja, jika sudah memulai untuk menulis, maka suatu saat nanti
kebiasaan menulis akan terbentuk. Bukankah ada kata hikmah berbahasa
Inggris ‘At the first we make habit, at the last habit make us’. Hal ini
juga pernah dikampanyekan oleh Arswendo Atmowiloto bahwa menulis itu gampang. Menulis jika dilakukan
secara benar, tak ada bedanya dengan kegiatan bercakap-cakap, demikian yang
diungkapkan oleh Laurence Sterne,
seorang novelis.
Seorang profesional memang harus menguasai bidangnya
seperti seorang dokter gigi yang harus menguasai segala macam permasalahan gigi
dan solusinya. Membaca dan menulis termasuk bidang yang harus dikuasai oleh
guru profesional. Jadi, guru profesional sesungguhnya harus suka membaca dan
menulis. Sehingga sifat gemar membaca dan menulis ini menjadi karakter keteladanan
dirinya yang diharapkan akan diteladani oleh semua siswa. Mari kita memulai
menulis dari sekarang. Mari kita memulai menulis apa saja yang ada dalam
pikiran dan hati kita. Tulisan tentang pendidikan, masalah anak, character building, fenomena alam, atau
keadaan lingkungan di sekitar kita. Tidak perlu ada perasaan takut dinilai
orang lain bahwa tulisan kita jelek, kering, membosankan, tidak beralur, atau
tidak berkualitas. Tulisan yang bagus menurut saya adalah tulisan yang jujur,
hasil dari perenungan yang tak henti dengan gaya sendiri, dikembangkan dari
kepekaan personal –sesuatu yang tidak diambil dari orang lain, karena murni datang
dari dalam diri sendiri. Selamat memulai untuk menulis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar