Kamis, 23 Oktober 2014

Guru Profesional Itu Suka Menulis



Guru profesional itu suka menulis
Sudahkah kita menjadi guru profesional? Sudahkah kita menjadi guru profesional yang suka menulis? Menjawab pertanyaan pertama agak mudah, tapi untuk pertanyaan kedua harus dipikirkan dan dibuktikan dengan karya nyata.
Memang sangat menyenangkan lagi membanggakan menjadi guru. Karena dapat meneruskan perjuangan para ulama. Sementara ulama adalah para pewaris nabi. Disamping telah menjadi profesi yang terhormat di tengah masyarakat, menjadi guru juga merupakan bentuk ketaatan beribadah kepada Allah yang mendatangkan keberkahan. Hal ini karena guru melaksanakan pengabdian ilmu yang bermanfaat (mendapatkan pahala amal jariah) dan menjalankan amanah untuk mendidik siswa agar memiliki karakter lebih baik dan kemampuan akademis optimal. Guru harus menjadi pribadi teladan bagi siswa dan masyarakat.
Di setiap hari guru selalu menjalankan rutinitas kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Guru harus mempersiapkan RPP, bahan ajar, metode yang menyenangkan dan menantang, media pembelajaran yang tidak membosankan, dan alat evaluasi yang terukur. Bahkan beberapa guru juga telah menulis materi bahan ajar dalam sebuah buku, lembar kerja siswa, handout, dan modul untuk mempermudah proses pembelajaran agar lebih efektif, interaktif, dan menantang. Hanya saja, lagi-lagi permasalahan yang selalu ada dalam pikiran para guru adalah sudahkah menjadi guru profesional yang suka menulis?
Profesionalitas guru berarti guru harus kompeten atau menguasai bidang pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Yaitu menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan yang akan diajarkan kepada anak didik. Menguasai konsep dan metode pembelajaran, serta penggunaan teknologi dan media pembelajaran. Membuat instrumen evaluasi dan melakukan penilaian untuk memperoleh informasi hasil belajar dan ketercapaian kompetensi. Lalu guru harus mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif dan berkelanjutan.
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar ideal. Profesionalitas yang tinggi pada guru akan ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan diri dan memelihara citra profesinya melalui perwujudan prilaku yang profesional. Perwujudan tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berkualitas di sekolah, berakhlak mulia pada anak didik, teman sejawat, dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
Menjadi guru profesional seperti di atas sangat mudah bagi guru-guru yang sudah mengikuti pelatihan guru profesional dan telah memiliki pengalaman mengajar yang lama. Akan tetapi menjadi guru profesional yang tidak hanya menulis RPP dan bahan ajar, tapi suka menulis karya tulis pasti tidaklah mudah. Apalagi menulis karya yang bisa diterima oleh media massa (koran dan majalah) dan menang di kejuaraan penelitian dan karya ilmiah. Pasti itu lebih sulit. Benarkah? Bagi guru yang tidak suka menulis pasti menjawab, “ Benar, menulis itu sangat sulit. Dari mana saya harus memulai?” Tetapi bagi guru yang terbiasa menulis akan mengatakan sebaliknya, “Ini tidak benar, menulis itu gampang bin mudah, kok. Apalagi menulis di blog pribadi. Bebas. Just do it.”
Menjadi guru profesional yang suka menulis memang gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena disamping mengajar, guru terbiasa membaca buku referensi dan menulis di papan tulis. Dikatakan susah karena guru belum terbiasa menulis untuk media massa dengan alasan kesulitan mengatur waktu. Menurut saya, alasan terakhir ini sangat dibuat-buat. Kesulitan terjadi karena prilaku tidak pernah mau memulai untuk menulis. Jika guru mau memulai menulis artikel, opini, cerpen atau apapun, meskipun tidak bagus, maka hal ini tidak masalah. Tampung aja di blog pribadi jika tidak diterima di media cetak!  Yakin saja, jika sudah memulai untuk menulis, maka suatu saat nanti kebiasaan menulis akan terbentuk. Bukankah ada kata hikmah berbahasa Inggris  ‘At the first we make habit, at the last habit make us’. Hal ini juga pernah dikampanyekan oleh Arswendo Atmowiloto bahwa menulis itu gampang. Menulis jika dilakukan secara benar, tak ada bedanya dengan kegiatan bercakap-cakap, demikian yang diungkapkan oleh Laurence Sterne, seorang novelis.
Seorang profesional memang harus menguasai bidangnya seperti seorang dokter gigi yang harus menguasai segala macam permasalahan gigi dan solusinya. Membaca dan menulis termasuk bidang yang harus dikuasai oleh guru profesional. Jadi, guru profesional sesungguhnya harus suka membaca dan menulis. Sehingga sifat gemar membaca dan menulis ini menjadi karakter keteladanan dirinya yang diharapkan akan diteladani oleh semua siswa. Mari kita memulai menulis dari sekarang. Mari kita memulai menulis apa saja yang ada dalam pikiran dan hati kita. Tulisan tentang pendidikan, masalah anak, character building, fenomena alam, atau keadaan lingkungan di sekitar kita. Tidak perlu ada perasaan takut dinilai orang lain bahwa tulisan kita jelek, kering, membosankan, tidak beralur, atau tidak berkualitas. Tulisan yang bagus menurut saya adalah tulisan yang jujur, hasil dari perenungan yang tak henti dengan gaya sendiri, dikembangkan dari kepekaan personal –sesuatu yang tidak diambil dari orang lain, karena murni datang dari dalam diri sendiri. Selamat memulai untuk menulis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar