YAKIN BERJUANG, ALLAH
MEMBERI JALAN
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّـهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾
" Adapun orang-orang yang berjuang (bersungguh-sungguh)
di dalam urusanKu maka pasti akan Aku ( Allah ) tunjukkan jalanKu pada mereka,
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (QS. al-Ankabut: 69)
Hidup untuk berjuang adalah keniscayaan. Siapapun yang
tidak berjuang sebenarnya dia telah mati sebelum datang kematian sesungguhnya. Berjuang
berarti mencurahkan segala kemampuan dan tenaga untuk meraih kemenangan saat
menghadapi lawan. Mencurahkan semua kemampuan pikiran, ucapan, perbuatan, harta
dan nyawa. Raghib al-Isfahani membagi lawan yang harus dihadapi oleh manusia
menjadi tiga. Yaitu berjuang melawan musuh yang tampak oleh panca indera,
berjuang melawan godaan syetan yang tidak tampak, dan berjuang melawan hawa
nafsu yang ada dalam diri manusia sendiri.
Sebelum berjuang seseorang harus meluruskan niat dan
selalu memperbarui niat. Dia harus berpikir dan bertanya, ‘berjuang dalam
urusan apa dan untuk siapa?’ Jika berjuang dalam urusan Allah dan untuk Allah,
maka inilah makna perjuangan sesungguhnya. Inilah makna perjuangan yang
dijanjikan oleh Allah akan ditunjukkan pada jalan kemenangan dan kebahagiaan
seperti ayat di atas. Seorang mahasiswa yang meninggalkan rumah untuk menuntut
ilmu Allah. Dia giat mencari informasi,
mengkaji dan menyelesaikan permasalahan, tidak membeda-bedakan antara ilmu agama
dan ilmu pengetahuan umum. Dia berkerja keras membuat penelitian dan suatu saat
mengabdikan dirinya menjadi guru profesional untuk masyarakat dan bangsa
Indonesia termasuk pejuang.
Pejuang juga harus berkorban. Mengkorbankan waktu,
tenaga, harta benda, keluarga, bahkan nyawa semata demi meninggikan kalimat
Allah di muka bumi. Allah pasti akan menepati janji-Nya kepada orang-orang yang
benar-benar berjuang dan berkorban. Seorang suami yang gigih melawan pencuri
yang masuk ke dalam rumah guna menjaga keluarga dan harta bendanya termasuk
pejuang. Seorang wanita yang mempertahankan kesucian dirinya dari lelaki jahat
termasuk pejuang. Seseorang yang berbuat baik dan memberi manfaat untuk orang
lain karena Allah juga termasuk pejuang.
Orang yang selalu berbuat baik termasuk yang dijanjikan oleh Allah
meraih petunjuk jalan kemenangan dan kebahagiaan. Itulah salah satu rahasia
Allah menutup ayat tersebut dengan menjanjikan ‘ma’iyyah Allah’ (kebersamaan
Allah) kepada orang-orang yang berbuat baik. JIka Allah telah bersamanya,
mencintai dan melindunginya, maka adakah yang bisa mengalahkan? Pasti tidak
ada. Dan umat Islam harus yakin akan janji itu. Tidak salah jika dikatakan
jihad (perjuangan) adalah
pengorbanan.
Sang pejuang tidak menuntut untuk
diberi, tetapi memberikan yang
terbaik dari semua yang dimiliki.
Pejuang akan menjadi karakter kuat dan akhlak mulia
pada diri seseorang jika dilakukan dengan mudah dan ringan,
tanpa perlu berfikir dan merenung,
serta dilakukan secara terus menerus. Sebagaimana definisi akhlak menurut Imam
al-Ghazali dan al-Jurjani bahwa akhlak adalah istilah bagi
sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan
dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Jika sifat tersebut
melahirkan
perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat dengan mudah, maka
sifat tersebut dinamakan dengan akhlak baik. Sedangkan jika darinya terlahir pebuatan-perbuatan
buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak buruk.
Namun Jika ada orang yang berjuang hanya untuk
kepentingan diri dan kelompoknya, berjuang untuk memecah belah umat dengan
kata-kata dan tulisan, atau berjuang untuk kepentingan dunia yang sesaat, maka ini
termasuk perbuatan sia-sia. Bukan petunjuk jalan kebahagiaan yang didapat, tapi
kehinaan dan dosa. Bahkan Allah mensifatinya lebih jelek dari binatang jika
selalu memperturuti godaan syetan dan hawa nafsunya. Jadi teringat kisah petani
yang berpikir pendek dan tidak punya belas kasihan pada binatang dengan seekor
keledai yang cerdas dan pejuang.
Diceritakan pada suatu hari, keledai milik seorang petani jatuh ke
dalam sumur dekat rumah.
Hewan itu menangis memilukan selama berjam-jam, sementara si petani sibuk
memikirkan langkah apa yang harus dilakukan. Si petani akhirnya mengambil keputusan
dramatis. Dengan alasan keledai itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (
di tutup karena berbahaya ), jadi tak ada gunanya berbelas kasihan dan menolong
keledai. Malah dia mengajak para tetangga rumah untuk datang membantunya. Mereka
membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, keledai
menyadari apa yang sedang terjadi dan dia menangis penuh kesedihan. Tapi
kemudian semua orang takjub karena keledai menjadi diam justru setelah mereka bermaksud menguburnya hidup-hidup. Setelah beberapa sekop tanah lagi
dituangkan ke dalam sumur, si petani dan tetangganya melihat ke dalam sumur.
Mereka tercengang dengan apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus
tertimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, keledai melakukan sesuatu yang
menakjubkan. Dia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa
punggungnya turun ke bawah, lalu keledai menaiki tanah itu.
Sementara para tetangga si
petani terus menuangkan tanah ke atas punggung hewan itu dan keledai terus
mengguncang-guncangkan badannya lalu melangkah naik. Setapak demi setapak.
Segera saja, semua orang terpesona ketika keledai meloncat ke tepi sumur dan
melarikan diri… !!!
Ini hanya sekedar kisah
keledai dan petani. Tapi tampaknya mirip dengan keadaan hidup kita di dunia
ini. Setiap masalah dari berbagai macam masalah yang menimpa diri kita
merupakan satu pijakan untuk terus melangkah. Kita dapat keluar dari masalah
yang sangat berat dengan terus berjuang dan pantang menyerah. Yakinlah bahwa Allah selalu bersama kita dan selalu
memberi petunjuk jalan kemenangan dan kebahagiaan jika kita selalu berjuang
pada jalan-Nya.
JAZAAKALLAH AKHSANAL JAZAA'
BalasHapusسبلنا berarti jalan Kami.
BalasHapusMaksud ''Kami''disini berarti apa?
Sedangkan Allah itu maha Esa
Mohon bantuannya🙏
Kami disitu maksudnya mutakallim mu'adzam nafsah(untuk mengagungkan pribadi) dan ini sangat layak untuk Allah. Kami dengan segala sifatnya yang baik, dengan kekuasaanya yang tiada tara. Kalau bahasa kita " kami aja lah" Padahal hanya seorang. Mudah-mudahan ada komentar lain yang lebih bisa memahamkan dan barakah kepada kita. Amin
Hapus